Minggu, 11 Desember 2011

PENELITIAN KE HALMAHERA SELATAN BERSAMA UNICEF (BASIC SCHOOL OF MALARIA)

Kali ini menginjakkan kaki dan aplikatif studyku di Halmahera Selatan, perjalanan dari Makassar ke kota ternate memakan waktu 2 jam dan ternate  ke halmahera selatan memakan waktu 10 jam dengan kapal veri Aksar, meninggalkan hotel Archie ba’da magrib menuju pelabuhan babang menuju halmahera Selatan, berangkat jam 20.00 – 05.00 di Halsel (pelabuhan Bacan) kemudian melanjutkan perjalanan dengan Veri kayu menuju Kec. Saketa dan Dolik selama 2 jam, Menginjakkan kaki pertama di pedalaman dengan fasilitas sangat minim dan infrastruktur yang sangat tertinggal.
Hari pertama menginjakkan kaki di Saketa dengan alam yang ramah membuat saya harus spleet mempelajari lapangan (demografis) desa setempat (saketa dan bumi rahmat) dengan medan yang sangat keras jalanan yang berlumpur untuk melaju kedesa seblah berbekalkan kuesioner (instrumen penelitian) saya mencari rumah adik2 SD yang menjadi sampel yang sebelumnya sudah diambil sampel darahnya (pemeriksaan positif malaria).
Setelah menghabiskan waktu seminggu dikecamatan Saketa dengan 3 desa berikutnya melanjutkan perjalanan ke Kec. Dolik dengan 3 desa dengan transportasi veri, Selama 1 minggu disana sambutan hangat dari adik2 dan orang tua murid sangat antusias sehingga penelitian malaria berjalan lancar, setelah semua rampung mempersiapkan diri tuk balik keternate, ternyata hari itu kapal veri tidak ada karna terjadi kerusakan dan hanya kapal tersebut yang beroperasi, terpaksa saya harus mengeluarkan sedikit dana untuk memakai very puskesmas dengan muatan 2 orang meneuju Bacan (Kab. Halsel), kemudian menyisihkan waktu sedikit jalan2 ke Malaria Centre dan mencari asesoris khas Bacan (Batu bacan).  

Dengan kondisi lingkungan yang berawa dan pemukiman yang sangat dekat dari hutan menyebabkan tingginya angka kesakitan malria ditambah lagi dengan pengetahuan orang tua yang sangat minim. 

Alhamdulillah setelah bergabung dengan adik2 disekolahan dimana dalam krukulumnya mata pelajaran muatan lokalnya mengangkat malaria sebagai bahan ajar utamanya.




Jumat, 02 Desember 2011

World AIDS Day 2011

What's happening where


sumber foto :CBSnews

Kemarin, mereka yang peduli nasib bangsanya memperingati Hari AIDS sedunia. Peringatan ini bukan dimaksud untuk mengelu-elukan sekitar 39,5 juta penyandang HIV/AIDS, atau untuk mengucapkan selamat datang kepada sekitar 4,3 juta penderita HIV baru. Peringatan itu juga bukan menghormati sekitar 2,9 juta orang penderita AIDS yang meninggal dunia. Peringatan Hari AIDS Dunia tersebut adalah upaya komunikasi, informasi dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan komitmen terhadap pencegahan dan pelayanan yang manusiawi terhadap para penderita yang akan tetap bertambah jumlahnya. Peringatan itu adalah peringatan kepada kita semua bahwa Virus HIV masih tetap menjalar kepada siapa saja dan dimana saja.

Dari tahun ke tahun Indonesia ikut aktif tidak saja memperingati Hari AIDS sedunia, tetapi juga menyelenggarakan kampanye pencegahan penyebaran Virus HIV. Seperti di belahan bumi lain, biarpun peringatan dan banyak usaha dilakukan dengan gigih, Virus HIV tetap menyebar dengan gencar. Data terakhir PBB, biarpun masih merupakan perkiraan, menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang hidup dengan AIDS sangat menakjubkan.
Untuk melihat betapa ngerinya dunia ini menghadapi gejala HIV/AIDS kita simak data sementara yang secara luas dipublikasikan oleh PBB melalui WHO atau UNAIDS, dua lembaga dunia yang giat melakukan pencegahan terhadap penyebaran HIV/AIDS di seluruh dunia. Menurut perkiraan jumlah penderita pada akhir tahun 2006 mencapai 39,5 juta, angka medium dari perkiraan sekitar 34,1. Sekitar 47,1 juta tersebar antara lain di Sub Sahara Afrika sekitar 24,7 juta, wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara sekitar 7,8 juta, Eropa Timur dan Asia Tengah sekitar 1,7 juta dan Amerika Utara sebanyak 1,4 juta penderita. Tahun lalu jumlah penderita itu diperkirakan bertambah dengan sekitar 4,3 juta penderita HIV baru yang berasal dari wilayah Sub Sahara Afrika 2,8 juta, Asia Tenggara dan Asia Selatan sekitar 860.000, Eropa Timur dan Central Asia sebanyak 270.000, dan Amerika Utara sebanyak 430.000. Indonesia berada dalam wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan yang punya tren pertambahan yang dianggap relatif cepat.

Oleh karena itu peringatan Hari AIDS sedunia yang bertema kepemimpinan dengan slogan yang berlaku untuk lima tahun ini, Stop AIDS, Keep the Promise perlu diterjemahkan dengan pengembangan komitmen tidak saja pada tingkat kepemimpinan tingkat atas tetapi juga pengembangan komitmen operasional tingkat akar rumput.


Selamat Hari AIDS sedunia…!!!