I Love My Life
Minggu, 12 Mei 2013
PENCERAH NUSANTARA LINDU: Balada Hidung Hitam karena genset rusak
PENCERAH NUSANTARA LINDU: Balada Hidung Hitam karena genset rusak: Lindu adalah daerah dengan kategori sangat terpencil karena tidak memiliki jaringan sinyal seluler, tidak ada listrik PLN yang menyala 24...
PENCERAH NUSANTARA LINDU: Balada Hidung Hitam karena genset rusak
PENCERAH NUSANTARA LINDU: Balada Hidung Hitam karena genset rusak: Lindu adalah daerah dengan kategori sangat terpencil karena tidak memiliki jaringan sinyal seluler, tidak ada listrik PLN yang menyala 24...
Senin, 16 April 2012
Manakala Hidup Tampak Susah Untuk Dijalani...
Seorang professor berdiri di depan
kelas filsafat dan mempunyai
beberapa barang di depan mejanya.
Saat kelas dimulai, tanpa
mengucapkan sepatah kata, dia
mengambil sebuah toples mayones
kosong yang besar dan mulai mengisi
dengan bola-bola golf.
Kemudian dia berkata pada para
muridnya, apakah toples itu sudah
penuh? Mahasiswa menyetujuinya.
Kemudian professor mengambil sekotak
batu koral dan menuangkannya ke
dalam toples. Dia mengguncang dengan
ringan. Batu-batu koral masuk,
mengisi tempat yang kosong di antara
bola-bola golf.
Kemudian dia bertanya pada para
muridnya, Apakah toples itu sudah
penuh? Mereka setuju bahwa toples
itu sudah penuh.
Selanjutnya profesor mengambil
sekotak pasir dan menebarkan ke
dalam toples...
Tentu saja pasir itu menutup segala
sesuatunya. Profesor sekali lagi
bertanya apakah toples sudah penuh?
Para murid dengan suara bulat
berkata, "Yaa!"
Profesor kemudian menyeduh dua
cangkir kopi dari bawah meja dan
menuangkan isinya ke dalam toples,
dan secara efektif mengisi ruangan
kosong di antara pasir.
Para murid tertawa...
"Sekarang," kata profesor ketika
suara tawa mereda, "Saya ingin
kalian memahami bahwa toples ini
mewakili kehidupanmu."
"Bola-bola golf adalah hal-hal yang
penting - Tuhan, keluarga, anak-anak,
kesehatan, teman dan para
sahabat. Jika segala sesuatu hilang
dan hanya tinggal mereka, maka
hidupmu masih tetap penuh."
"Batu-batu koral adalah segala hal
lain, seperti pekerjaanmu, rumah
dan mobil."
"Pasir adalah hal-hal yang lainnya
- hal-hal yg sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan
pasir ke dalam toples," lanjut
profesor, "Maka tidak akan tersisa
ruangan untuk batu koral ataupun
untuk bola-bola golf. Hal yang sama
akan terjadi dalam hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi
untuk hal-hal sepele, kalian tidak
akan mempunyai ruang untuk hal-hal
yang penting buat kalian"
"Jadi..."
"Berilah perhatian untuk hal-hal
yang kritis untuk kebahagiaanmu.
Bermainlah dengan anak-anakmu.
Luangkan waktu untuk check up
kesehatan.
Ajak pasanganmu untuk keluar makan
malam. Akan selalu ada waktu untuk
membersihkan rumah, dan memperbaiki
mobil atau perabotan."
"Berikan perhatian terlebih dahulu
kepada bola-bola golf - Hal-hal
yang benar-benar penting. Atur
prioritasmu. Baru yang terakhir,
urus pasir-nya."
Salah satu murid mengangkat tangan
dan bertanya, "Kalau Kopi yg
dituangkan tadi mewakili apa?"
Profesor tersenyum, "Saya senang
kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan
kepada kalian, sekalipun hidupmu
tampak sudah begitu penuh, tetap
selalu tersedia tempat untuk
secangkir kopi bersama sahabat" :-)
kelas filsafat dan mempunyai
beberapa barang di depan mejanya.
Saat kelas dimulai, tanpa
mengucapkan sepatah kata, dia
mengambil sebuah toples mayones
kosong yang besar dan mulai mengisi
dengan bola-bola golf.
Kemudian dia berkata pada para
muridnya, apakah toples itu sudah
penuh? Mahasiswa menyetujuinya.
Kemudian professor mengambil sekotak
batu koral dan menuangkannya ke
dalam toples. Dia mengguncang dengan
ringan. Batu-batu koral masuk,
mengisi tempat yang kosong di antara
bola-bola golf.
Kemudian dia bertanya pada para
muridnya, Apakah toples itu sudah
penuh? Mereka setuju bahwa toples
itu sudah penuh.
Selanjutnya profesor mengambil
sekotak pasir dan menebarkan ke
dalam toples...
Tentu saja pasir itu menutup segala
sesuatunya. Profesor sekali lagi
bertanya apakah toples sudah penuh?
Para murid dengan suara bulat
berkata, "Yaa!"
Profesor kemudian menyeduh dua
cangkir kopi dari bawah meja dan
menuangkan isinya ke dalam toples,
dan secara efektif mengisi ruangan
kosong di antara pasir.
Para murid tertawa...
"Sekarang," kata profesor ketika
suara tawa mereda, "Saya ingin
kalian memahami bahwa toples ini
mewakili kehidupanmu."
"Bola-bola golf adalah hal-hal yang
penting - Tuhan, keluarga, anak-anak,
kesehatan, teman dan para
sahabat. Jika segala sesuatu hilang
dan hanya tinggal mereka, maka
hidupmu masih tetap penuh."
"Batu-batu koral adalah segala hal
lain, seperti pekerjaanmu, rumah
dan mobil."
"Pasir adalah hal-hal yang lainnya
- hal-hal yg sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan
pasir ke dalam toples," lanjut
profesor, "Maka tidak akan tersisa
ruangan untuk batu koral ataupun
untuk bola-bola golf. Hal yang sama
akan terjadi dalam hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi
untuk hal-hal sepele, kalian tidak
akan mempunyai ruang untuk hal-hal
yang penting buat kalian"
"Jadi..."
"Berilah perhatian untuk hal-hal
yang kritis untuk kebahagiaanmu.
Bermainlah dengan anak-anakmu.
Luangkan waktu untuk check up
kesehatan.
Ajak pasanganmu untuk keluar makan
malam. Akan selalu ada waktu untuk
membersihkan rumah, dan memperbaiki
mobil atau perabotan."
"Berikan perhatian terlebih dahulu
kepada bola-bola golf - Hal-hal
yang benar-benar penting. Atur
prioritasmu. Baru yang terakhir,
urus pasir-nya."
Salah satu murid mengangkat tangan
dan bertanya, "Kalau Kopi yg
dituangkan tadi mewakili apa?"
Profesor tersenyum, "Saya senang
kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan
kepada kalian, sekalipun hidupmu
tampak sudah begitu penuh, tetap
selalu tersedia tempat untuk
secangkir kopi bersama sahabat" :-)
Minggu, 11 Desember 2011
PENELITIAN KE HALMAHERA SELATAN BERSAMA UNICEF (BASIC SCHOOL OF MALARIA)
Kali ini menginjakkan kaki dan aplikatif studyku di Halmahera Selatan, perjalanan dari Makassar ke kota ternate memakan waktu 2 jam dan ternate ke halmahera selatan memakan waktu 10 jam dengan kapal veri Aksar, meninggalkan hotel Archie ba’da magrib menuju pelabuhan babang menuju halmahera Selatan, berangkat jam 20.00 – 05.00 di Halsel (pelabuhan Bacan) kemudian melanjutkan perjalanan dengan Veri kayu menuju Kec. Saketa dan Dolik selama 2 jam, Menginjakkan kaki pertama di pedalaman dengan fasilitas sangat minim dan infrastruktur yang sangat tertinggal.
Hari pertama menginjakkan kaki di Saketa dengan alam yang ramah membuat saya harus spleet mempelajari lapangan (demografis) desa setempat (saketa dan bumi rahmat) dengan medan yang sangat keras jalanan yang berlumpur untuk melaju kedesa seblah berbekalkan kuesioner (instrumen penelitian) saya mencari rumah adik2 SD yang menjadi sampel yang sebelumnya sudah diambil sampel darahnya (pemeriksaan positif malaria).
Setelah menghabiskan waktu seminggu dikecamatan Saketa dengan 3 desa berikutnya melanjutkan perjalanan ke Kec. Dolik dengan 3 desa dengan transportasi veri, Selama 1 minggu disana sambutan hangat dari adik2 dan orang tua murid sangat antusias sehingga penelitian malaria berjalan lancar, setelah semua rampung mempersiapkan diri tuk balik keternate, ternyata hari itu kapal veri tidak ada karna terjadi kerusakan dan hanya kapal tersebut yang beroperasi, terpaksa saya harus mengeluarkan sedikit dana untuk memakai very puskesmas dengan muatan 2 orang meneuju Bacan (Kab. Halsel), kemudian menyisihkan waktu sedikit jalan2 ke Malaria Centre dan mencari asesoris khas Bacan (Batu bacan).
Dengan kondisi lingkungan yang berawa dan pemukiman yang sangat dekat dari hutan menyebabkan tingginya angka kesakitan malria ditambah lagi dengan pengetahuan orang tua yang sangat minim.
Alhamdulillah setelah bergabung dengan adik2 disekolahan dimana dalam krukulumnya mata pelajaran muatan lokalnya mengangkat malaria sebagai bahan ajar utamanya.
Jumat, 02 Desember 2011
World AIDS Day 2011
What's happening where
sumber foto :CBSnews
Kemarin, mereka yang peduli nasib bangsanya memperingati Hari AIDS sedunia. Peringatan ini bukan dimaksud untuk mengelu-elukan sekitar 39,5 juta penyandang HIV/AIDS, atau untuk mengucapkan selamat datang kepada sekitar 4,3 juta penderita HIV baru. Peringatan itu juga bukan menghormati sekitar 2,9 juta orang penderita AIDS yang meninggal dunia. Peringatan Hari AIDS Dunia tersebut adalah upaya komunikasi, informasi dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan komitmen terhadap pencegahan dan pelayanan yang manusiawi terhadap para penderita yang akan tetap bertambah jumlahnya. Peringatan itu adalah peringatan kepada kita semua bahwa Virus HIV masih tetap menjalar kepada siapa saja dan dimana saja.
Dari tahun ke tahun Indonesia ikut aktif tidak saja memperingati Hari AIDS sedunia, tetapi juga menyelenggarakan kampanye pencegahan penyebaran Virus HIV. Seperti di belahan bumi lain, biarpun peringatan dan banyak usaha dilakukan dengan gigih, Virus HIV tetap menyebar dengan gencar. Data terakhir PBB, biarpun masih merupakan perkiraan, menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang hidup dengan AIDS sangat menakjubkan.
Untuk melihat betapa ngerinya dunia ini menghadapi gejala HIV/AIDS kita simak data sementara yang secara luas dipublikasikan oleh PBB melalui WHO atau UNAIDS, dua lembaga dunia yang giat melakukan pencegahan terhadap penyebaran HIV/AIDS di seluruh dunia. Menurut perkiraan jumlah penderita pada akhir tahun 2006 mencapai 39,5 juta, angka medium dari perkiraan sekitar 34,1. Sekitar 47,1 juta tersebar antara lain di Sub Sahara Afrika sekitar 24,7 juta, wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara sekitar 7,8 juta, Eropa Timur dan Asia Tengah sekitar 1,7 juta dan Amerika Utara sebanyak 1,4 juta penderita. Tahun lalu jumlah penderita itu diperkirakan bertambah dengan sekitar 4,3 juta penderita HIV baru yang berasal dari wilayah Sub Sahara Afrika 2,8 juta, Asia Tenggara dan Asia Selatan sekitar 860.000, Eropa Timur dan Central Asia sebanyak 270.000, dan Amerika Utara sebanyak 430.000. Indonesia berada dalam wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan yang punya tren pertambahan yang dianggap relatif cepat.
Oleh karena itu peringatan Hari AIDS sedunia yang bertema kepemimpinan dengan slogan yang berlaku untuk lima tahun ini, Stop AIDS, Keep the Promise perlu diterjemahkan dengan pengembangan komitmen tidak saja pada tingkat kepemimpinan tingkat atas tetapi juga pengembangan komitmen operasional tingkat akar rumput.
Selamat Hari AIDS sedunia…!!!
Kamis, 01 Desember 2011
Langganan:
Postingan (Atom)